Kamis, 30 Oktober 2008

ANALISIS USAHA

E.F. Sri Maryani Santoso

Dosen TIP – FTP – UB.    

Suatu usaha akan dikatakan berhasil bila usaha tersebut dapat berkembang dengan benar. Perkembangan usaha tersebut tidak terlepas dengan benarnya dalam system keuangan yang dimiliki oleh usaha tersebut. Untuk mengetahui apakah system keuangan suatu usaha berjalan dengan benar perlu dilakukan analisis keuangan? Pada umumnya usaha mikro dan kecil tidak melakukan analisis keuangan dengan benar. Suatau usaha yang telah lama dilakukan tidak mengalami peningkatan sejak dari awal berdiri. Kebanyakan usaha mikro dan kecil tidak mempunyai catatan keuangan yang terstruktur.

    Analisis usaha terhadap keuangan sangatlah perlu dilakukan dalam usaha untuk digunakan sebagai dasar untuk melakukan perencanaan pengembangan maupun pemecahan masalah yang dihadapi dalam bisnis. Analisis usaha dapat dilakukan dengan cara yang sederhana yaitu dengan melakukan pencatatan transaksi yang dilakukan baik yang bersifat pengeluaran ataupun pendapatan. Untuk kebutuhan tersebut minimal diperlukan pencatatan terhadap:

  1. Pembelian (barang inventaris, bahan produksi)
  2. Upah dan gaji tenaga kerja
  3. Biaya-biaya yang mendukung produksi (administrasi, komunikasi, transportasi, pajak dan sebagainya)
  4. Biaya-biaya pemasaran dan penjualan
  5. Transaksi penjualan
  6. Kondisi bahan dan produk di gudang (persedian di gudang bahan dan gudang produk)


 

Selanjutnya juga perlu melakukan perhitungan harga pokok produksi. Penentuan harga pokok produksi ini dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan harga jual produk. Walaupun harga jual produk juga harus memperhatikan harga produk sejenis yang ada di pasaran. Untuk menentukan harga produk perlu dilakukan penyusunan biaya produksi yang dasarnya adalah dari catatan keuangan di atas. Selanjutnya dapat ditentukan perhitungan kelayakan usaha meliputi perhitungan Titik Pulang Pokok, Periode Pengembalian Modal dan Tingkat Pengembalian (Rate of Return = RoR).

Catatan tersebut di atas digunakan untuk menyusun laporan keuangan yang perlu dilakukan secara periodic (bulanan, tiga bulanan, semesteran, tahunan). Laporan keuangan yang perlu dilakukan antara lain:

  1. Laporan laba rugi
  2. Neraca
  3. Laporan pertambahan modal

Rabu, 29 Oktober 2008

Pemberdayaan Organisasi Bisnis

Drs Nur Feriyanto MSi
Staf Pengajar Pascasarjana Ekonomi UII Yogyakarta
Harian Kedaulatan rakyat 28/10/2008
DINAMISASI
lingkungan bisnis yang begitu cepat, dapat terjadi di antaranya dari perubahan selera dan kebutuhan konsumen, peraturan pemerintah, serta perkembangan teknologi dan informasi. Hal itu seringkali juga berdampak pada tidak efektifnya kinerja organisasi bisnis dalam mencapai tujuan-tujuan bisnis yang sudah dicanangkan. Kejadian tersebut dapat dilihat dari indikator menurunnya omzet penjualan dan keuntungan usaha, yang tentunya tidak boleh diabaikan manajemen bisnis, yaitu dengan secepatnya melakukan evaluasi organisasi dan lingkungan bisnis untuk menemukan solusi, sehingga dapat melakukan implementasi strategi bisnis agar bisnisnya tidak hancur.
Evaluasi organisasi bisnis dapat dengan mengkaji kondisi struktur dan sumber daya organisasi yang meliputi sumber daya manusia dan capital goods untuk mencapai efektivitas tujuan bisnis. Kondisi struktur organisasi bisnis terkait efektivitas penggunaan prosedur dan sistem kerja organisasi. Sedang kondisi sumber daya manusia terkait erat kapabilitas, jumlah orang, ketepatan penempatan, serta efektivitas komunikasi. Kondisi capital goods di antaranya mengenai kelengkapan sarana dan prasarana, serta teknologi yang mendukung sumber daya manusia agar dapat berkinerja secara optimal pada lingkungan bisnis yang dinamis.
Sedang evaluasi lingkungan bisnis di antaranya meliputi evaluasi tingkat persaingan usaha sejenis, produk pengganti, kekuatan pemasok, pesaing baru, kekuatan pembeli, peraturan pemerintah terkait bisnis yang dijalankan, serta kondisi ekonomi makro. Kondisi lingkungan bisnis ini sangat berpengaruh pada keberhasilan kinerja organisasi bisnis. Tingkat persaingan usaha sejenis yang sangat ketat akan mengharuskan organisasi bekerja keras dalam memenangkan persaingan bisnis, dan hal ini dapat memunculkan kemungkinan terjadinya perubahan struktur, orang dan capital goods yang dimiliki perusahaan. Selain mengantisipasi kemungkinan perubahan tersebut, strategi untuk memenangkan persaingan tetap harus didukung komitmen kuat seluruh komponen organisasi.
Munculnya produk pengganti juga perlu diwaspadai dan diantisipasi oleh manajemen bisnis dengan merevitalisasi produk melalui redesain, penambahan fungsi dan peningkatan kualitas produk dengan dukungan strategi pemasaran yang kuat dan tepat. Kekuatan pemasok perlu diselarasi dengan kemampuan negosiasi yang kuat tetapi fleksibel untuk menjalin kemitraan bisnis yang saling menguntungkan dalam rangka menjaga kontinyuitas pasokan agar tidak terjadi kekurangan atau juga kelebihan persediaan yang dapat berdampak pada peningkatan biaya persediaan.
Masuknya pesaing baru harus dicermati untuk menjaga market share yang sudah dikuasai, sehingga tujuan-tujuan bisnis tetap dapat tercapai. Kekuatan pembeli yang terus berubah sesuai perubahan selera, daya beli dan kebutuhannya, harus diantisipasi secara baik oleh manajemen bisnis dengan menjalankan strategi produk, strategi harga dan non-harga sesuai product life cycle, serta daya dukung yang dimiliki. Peraturan pemerintah dan kondisi ekonomi makro dilihat dari kepentingan bisnis yang dijalankan dapat bersifat positif atau negatif. Untuk itu manajemen bisnis harus dapat menyikapinya secara cepat dan tepat agar dapat menyesuaikan strategi bisnisnya

Rabu, 22 Oktober 2008

Perencanaan Produksi

WAHYU DWI PRASETYO

Alumni TIP – FTP - UB

Perencanaan merupakan langkah utama yang penting dalam keseluruhan proses manajemen agar faktor produksi yang biasanya sangat terbatas dapat diarahkan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu perencanaan merupakan spesifikasi dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta cara-cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut (Gitosudarmo, 1999)

Selain itu Nasution (2003) juga menyatakan bahwa perencanaan produksi dilakukan dengan menentukan arah awal dari tindakan-tindakan yang harus dilakukan, berapa banyak melakukannya, dan kapan harus melakukan. Perencanaan ini berkaitan dengan masa yang akan datang, maka perencanaan disusun atas dasar perkiraan yang dibuat berdasarkan data masa lalu dengan menggunakan asumsi-asumsi.

    Menurut Hantoro (1993), perencanaan produksi mempunyai tujuan untuk memperoleh keuntungan yang setinggi-tingginya, dan dapat menguasai pasar, sehingga perusahaan dapat berkembang. Selain itu dapat mempertahankan dan mengusahakan supaya pekerjaan dan kesempatan kerja bertambah. Kemudian berusaha agar industri dapat bekerja dangan efisien yang tinggi, dan memanfaatkan fasilitas yang sebaik-baiknya pada industri tertentu.

Selain itu menurut Tarigan (2005), pendekatan produksi secara praktis bertujuan untuk mengurangi tenggat waktu dalam pelaksanaan proses produksi. Pengurangan ini dapat dilakukan dengan menyederhanakan alur proses material dan rute pengerjaan produk di lantai produksi.

    Prawirosentono (1997) menyatakan bahwa perencanaan produksi dibedakan menjadi tiga, yaitu :

  1. Berdasarkan kriteria waktu, terbagi menjadi perencanaan jangka pendek (1 tahun), jangka menengah (2-3 tahun), jangka panjang (3-5 tahun)
  2. Berdasarkan jenis produksi, yaitu perencanaan terus menerus yang informasi permintaannya berasal dari hasil ramalan dan perencanaan produksi terputus-putus dimana informasi permintaan berasal dari pesanan yang diterima.
  3. Berdasarkan skala produksinya terbagi atas perencanaan produksi skala kecil, skala menengah, dan skala besar.

    Berdasarkan periode waktunya perencanaan produksi dibagi menjadi tiga jenis yaitu perencanaan produksi jangka panjang, biasanya dalam kisaran waktu 5 tahun atau lebih kedepan. Perencanaan produksi jangka menengah (perencanaan Agregat) mempunyai horison perencanaan antara 1 sampai 12 bulan. Kemudian yang terahir perencanaan produksi jangka pendek yang mempunyai horison perencanaan kurang dari 1 bulan dan bentuk perencanaannya adalah berupa jadwal produksi (Arman, 2004)

Menurut Kusuma (2002) Pemilihan jenis perencanaan produksi yang tepat bagi suatu perusahaan tergantung faktor eksternal yaitu pangsa pasar yang diraih dan struktur ekonomi. Selain itu faktor internal juga mempengaruhi, yakni ide manajemen dalam menghadapi tantangan kedepan dan ketersediaan tenaga ahli dan pelaksanaannya.

Selasa, 21 Oktober 2008

Memulai Usaha

Nur Hidayat

Dosen Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP – UB.

Dalam salah satu blog yang saya kelola yaitu http://permimalang.wordpress.com banyak petanyaan tentang jamur tiram terutama bagaimana memulai usaha jamur, atau sudah memulai usaha dan panen namun bingung memasarkan, kemana harus memasarkan dan sebagainya yang pda sasarnya adalah kesulitan yang muncul ketika memulai suatu usaha.

Saya tidak dapat membuat artikel ada blog tersebut karena memang kapasitas blog tersebut adalah sebagai media infrmasi tentang mikrobiologi sedang masalah bisnis tidak mungkin kami cantumkan. Oleh sebab itu melalui blog ini segala hal yang berkait dengan memulai usaha akan coba kami tampilkan.

Memulai suatu usaha memang dibutuhkan keberanian. Namun, kebernian saja tidaklah cukup. Pengetahuan tentang pasar dan potensi yang ada perlu pula diketahui. Pada tulisan awal ini saya akan mencoba menuliskan pengalaman beberapa orang yang memulai ushanya. Semoga ad manfaat yang dpat diambil.

Kisah pertama saya ambil dri pengalaman Saptuari Sugihart serang laki-laki mud kelahiran Yogyakarta 8 September 1979 pemilik Kedai Digital yang menjual produk mug, pin, jam, kaos dan sebagainya dengan omzet 300 juta per bulan untuk gerai yang ada di Jogja saja. Sebelum sukses dia mengalami jatuh bangun hingga akhirnya dia mempreoleh ide "banyak orang yang saling berebut merchandise artis. Mngapa ia tak menangkap pasar? Tentunya banyak orang yang ingin tampil lewat merchandise" berdasar ide itulah ia kemudian membeli computer dan printer. Pada 3 hari pertama hanya laku 3 mug namun ia tetp optimis dengan membidik segmen anak mud. Menurutnya kunci dalam berbisnis adalah: tidak kemrungsung (Jika hari pertama sudah menggerutu tidk laku maka bisa jadi akan benar-benar tidak laku) kemudian ikhtiar dan sedekah.

Kisah kedua adalah seorang pemudi di Solo yang bingung mau usha apa yang dapat diterima di Solo dan ada peluang karena belum ada atau masih langka. Dia memperoleh inspirasi tentang keberhasilan memuat souvenir replika atau cetakan kaki bayi yang laku di Jakrta lalu hal itu ia kembangkan di Solo untuk mencetak kaki atau tangan bayi yang dpat dijadikan kado buat si anak atau siapa saja "berbekal ide yang baru (belum ada) di suatu daerah namun mnjadi hal yang biasa dilakukan orang (memberi kado) maka itu adalah ladang untuk berbisnis" usaha ini kini mendapat respon yang cukup bagus dan menjadi sorang pengusaha muda yang cukup sukses di Solo.

Cerita ketiga adalah tentang keluarga di Malang. Seorang suami yang telah bekerja di sebuah KUD mendapau penghasilannya yang pas-pasan dan istrinya hanya berdiam diri di rumah padahal ia menyadari istrinya panda memasak (sering memasak untuk kepentingan RT) lalu ia mencoba membuka usaha bakso bakar dan es pasundan (tidak umum untuk Jawa Timur) Bambu Wulung dengan memilih lokasi yang memiliki pemandangan indah karena ada disebuah lereng dan dapat memandang kota. Usaha ini kini cukup berhasil dan membuat banyak orang meniru sehingga disekitarnya mulai muncul usaha-usaha warung yang serupa. Ide yang ia kembangkan adalah: "memanfaatkan kemampuan diri dan memilihh lokasi dengan menu yang khas"

Cerita ke empat adalah seorang penjual sop di Jogja yang dikenal dengan Sop Senggol Pengkolan dia menjual sp dengan menu yang berbeda yaitu terdiri dri ayam kampung, telur dan aneka sayuran. Yang membedakan dengan lainya adalah tanpa kunyit sehingga kuahnya terasa segar dan tidak terkesan kental ataupun anyir.

Cerita ke lima adalah saaat saya berjalan-jalan sya lihat ad warung burjo (bubur kacang hijau) yang cukup ramai dibandingkan sekitarnya, saya coba lihat apa bedanya, ternyata dia menyediakan fasilitas hotspot karena ia jualan di sekitar kampus. Suatu ide yangn menarik untuk mendatangkan knsumen dengan menyediakan sarana lain (padahal untuk hotspot juga harus bayar) denganh teknik kalau hotspot saja bayar sejumlah X rupiah kalau sambil beli makanan/minuman disitu untuk fasilitas hotspot hanya bayar 50% saja dan ini cukup menarik banyak pelanggan kini selain ia jualan burjo ia juga menjual jasa internet.

Dari lima cerita itu dapat kita petik pelajaran bahwa dalm memulai suatu usaha hendaknya:

  1. jangan cepat menyerah dan putus asa jika pada awal tidak begitu laku
  2. carilah sesuatu yang baru namun menarik
  3. pilih lokasi yang memenuhi keinginan pelanggan sehingga betah atau ingin datang lagi ke tempat kita
  4. Layani konsumen dengan kebutuhannya yang kadang tidak terucapkan namun harus dapat kita tangkap sehingga kita memiliki produk dengan spesifikasi yang meemnuhi harapan namun sulit diperoleh di tempat lain.
  5. sediakan fasilitas yang membuat konsumen betah atau menjadi setia


 

semoga sedikit cerita di atas mampu membangkitkan kita untuk memulai usaha. Tidak peduli kita masih muda atau sudah mau pensiun dari PNS mungkin.

Selamat berkarya semoga sukses.

Jumat, 17 Oktober 2008

Selamat Datang

Dalam upaya menjembatani keperluan masyarakat akan kewirausahaan terutama bagi mereka yang ingin memulai usaha maka kami dari Jurusan Teknologi Industri Pertanian menyediakan ruang konsultasi melalui blog ini agar tanpa pertemuanpun kita dapat saling berbagi. media ini juga menjalin kerjasam dengan UKM untuk memebrikan pelatihan yang diinginkan oleh pihak pengguna.
semoga blog ini memerikan manfaat bagi masyarakat yangn ingin berwirausaha.
salam.