Jumat, 19 Desember 2008

Burger King Merilis Body Spray Seharum Daging Panggang

NEW YORK. Gebrakan baru dibikin oleh Burger King. Kali ini, "home of the Whopper" ini merilis produk anyarnya. Bukan varian dari burger, melainkan body spray untuk kaum adam yang bermerek Flame. Burger King ini menggambarkan body spray ini sebagai "keharuman yang menggoda dari kobaran daging panggang". Pengharum tubuh ini dijual di New York City di gerai Ricky maupun gerai online hanya dengan banderol US$ 3,99.
Di situsnya, Burger King menjual produknya dengan menampilkan potret dari karakter rajanya (King) yang tengah terbaring tak jauh dari perapian sembari telanjang. Hanya saja, beberapa bagian tubuhnya ditutupi oleh kulit binatang.

Asal tahu saja, Burger King merupakan jaringan restoran cepat saji hamburger terbesar kedua di AS yang mengoperasikan 11.000 perusahaan dan franchise di 69 negara yang berbeda. Tahun lalu, perusahaan ini membukukan pendapatan sebesar US$ 2,3 miliar. Sebesar 60% dari pendapatannya diraup dari AS.

Tak jauh berbeda dengan pemain lain yang mengandalkan kecepatan dalam penyajiannya, Burger King juga menghadapi sejumlah tantangan. Ongkos untuk menggelindingkan bisnis ini menggelembung seiring dengan melambungnya harga bahan baku. Disamping itu, Burger King juga harys berkompetisi denganMcDonalds, Yum! Brands dan Wendys. Tak mudah bagi Burger King untuk membanderol ongkos yang bisa dijangkau oleh konsumen.

Femi Adi Soempeno AP, usatoday

Sumber: http://www.kontan.co.id/index.php/Internasional/news/5698/Burger_King_Merilis_Body_Spray_Seharum_Daging_Panggang

Kamis, 18 Desember 2008

Ekspor tempe dan tape

Saya jadi ingat kata-kata Prof. Fleet dari Australia yang dibenarkan oleh Prof. Steinkraus (penulis buku Industrialization of Indigenous Fermented Foods) 20 tahun lalu, saat beliau menjadi profesor tamu (visiting prof) di UGM, pada event "international workshop on food microbiology". Pada awal penyampaian materinya, Prof Fleet melontarkan ajakan atau himbauan yang berupa pertanyaan: "Why don't you export indonesian tempe and tape to western countries?" Mereka menyukai tempe dan tape. Sedang Indonesia mengimpor keju dan yohurt dari mereka. Satu kalimat semestinya dapat dijadikan pemicu (trigger) untuk kaum industri dan eksportir pangan indonesia asli. Sehingga komunitas barat dan komunitas kita yang ada di sana dapat menikmati produk pangan Indoensia. Tentunya, pangan yang diolah dengan pertimbangan kualitas tinggi, diproduksi dalam kondisi higien dan sanitasi terkendali, disterilisasi dengan pertimbangan eradikasi patogen, nutrisi tidak rusak, dan sifat sensoris mantap, serta dikemas dalam kemasan hermetik dan artistik. Insya Alloh C. botilinum tak dapat ampun apalagi sampai menghasilkan botulinin seperti yang dikhawatirkan oleh mba Ayusta.


Salam,

Rindit Pambayun

Jumat, 12 Desember 2008

Pelatihan Budidaya jamur di Jogja


Banyak di antara pengunjung blog ini yang menanyakan berbagai hal tentang jamur tiram, mulai dari mencari bibit hingga pemasarannya. Banyak pula yang telah memberi komentar untuk menjawab pertanyaan atau memberi informasi bahkan menjadi penyalur atau menerima kiriman jamur. Sayang tidak semua pengunjung mau membaca seluruh komentar yang isinya bahkan lebih penting dari tulisan itu sendiri, sehingga sering pertanyaan yang sama diajukan ulang.

Untuk menambah tulisan agar sedikit membantu teman-teman yang ada di Jogja dan sekitarnya maka pada tulisan ini kamu muat profil tempat pelatihan jamur dari jogja. Bagi teman-teman yang juga memiliki tempat pelatihan tentang jamur atau yang lainnya ang dapat membantu saudara-saudara kita mengembangkan usaha kami persilahkan membuat artikel pendek untuk kami muat sebagai tulisan (anggaplah sebagai media promosi) yang tidak perlu bayar.

Kali ini yang kita promosikan adalah pelatihan jamur dari Bapak Ratudjo, pria kelahiran Singojayan Yogyakarta 64 tahun lalu. Beliau tinggal di Dusun Miron Desa Pandowoharjo Sleman, 800 meter dari Jalan Magelang (perempatan Beran). Bersama istrinya beliau membuka rumah makan ”jejamuran” yang memiliki banyak penggemar.

Di belakang rumahnya ada dua kubung (rumah jamur) ukuran besar untuk percontohan budidaya jamur. Disebelahnya ada ruang untuk melakukan pembibitan.

Usaha beliau semula adalah prmbibitan jamur. Agar usahanya laku maka beliau membuat percontohan budidaya. Setelah banyak petani yang melakukan budidaya beliau melihat petani kesulitan dalam pemasaran, harga lebih ditentukan oleh tengkulak sehingga petani sering rugi. Lalu beliau membuka usaha rumah makan untuk menampung hasil budidaya petani sekitar.

Tempat pelatihan beliau adalah Pusat Pendidikan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Volva Indonesia. Di tempat sahanya selain dilakukan pelatihan pembibitan, budidaya juga pasca panen.

Anda berminat?

Kamis, 27 November 2008

JANGAN ASAL GUSUR WARUNG TENDA ; Industri Kreatif Berkembang Pesat di Yogya

 

 

27/11/2008 08:36:40 YOGYA (KR) - Industri kreatif memiliki potensi untuk berkembang di kalangan anak muda. Industri ini yang kemudian menjadi alternatif pengembangan usaha dan mampu menyerap orang-orang kreatif sekaligus ikut mendorong perekonomian DIY.
Wakil Ketua Komisi B DPRD DIY Nur Achmad Affandi mengungkapkan, indikasi berkembangnya industri kreatif di Yogyakarta ini terlihat dari cukup banyaknya mahasiswa yang bekerja partimer di bidang tersebut. Sebab kebanyakan pekerjaan di sektor industri kreatif bisa dilakukan di sela waktu kuliah.
Melihat potensi ini, menurut Nur Achmad, industri kreatif perlu ditumbuhkembangkan di Yogyakarta. Apalagi industri ini banyak dilakukan oleh kalangan muda, khususnya mahasiswa.
Cukup banyaknya mahasiswa yang bekerja secara partimer, terungkap dari hasil penelitian Bank Indonesia (BI) Yogyakarta bekerja sama dengan Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi UPN 'Veteran' Yogyakarta. Dari penelitian itu terungkap bahwa 42% mahasiswa memanfaatkan waktu luang dengan bekerja sebagai partimer. Penelitian itu juga menunjukkan, meski bekerja namun bukan menjadi sumber keuangan yang utama untuk kuliah. Orangtua masih menjadi andalan untuk menutup kebutuhan sekolah dan biaya hidup di Yogyakarta.
Meski demikian, tambah Nur Achmad, hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran tentang kreativitas mahasiswa untuk bekerja, dan dari pengamatannya banyak yang mengembangkan industri kreatif.
Nur Achmad juga mengemukakan pentingnya Pemerintah Daerah memerhatikan usaha mikro bidang makanan. Karena sebagian besar mahasiswa di Yogyakarta, memilih warung tenda yang lebih terjangkau (35%) sebagai tempat makan sehari-hari. "Karena itu, kami tidak setuju jika kemudian warung-warung tenda ini justru menjadi ajang penggusuran. Justru mereka ini perlu diberdayakan dengan diberikan tempat yang baik," ujar Nur Achmad.
Pihaknya setuju terhadap langkah Pemerintah Daerah yang menciptakan pusat jajan untuk menampung usaha mikro kecil bidang makanan, atau sejumlah warung tenda. Jika usaha mikro kecil ini diberantas, hanya akan membuka peluang usaha makanan modern yang justru nilai tambahnya bagi rakyat Yogya jauh lebih kecil. Apalagi usaha makanan tersebut investasinya dari asing.
Dari hasil penelitian BI dan FE UPN tersebut, seperti diungkapkan ketua tim peneliti Ardito Bhinadi SE MSi, keberadaan mahasiswa telah mampu menggerakkan kehidupan sektor informal yang bergerak di bidang makanan dan minuman. Hal ini tidak lepas dari preferensi mahasiswa yang memilih makan di warung tenda karena harganya relatif lebih terjangkau.
Tidak mengherankan jika kemudian di sekitar lingkungan kampus dan pondokan banyak berdiri warung tenda. Sedang mahasiswa yang memilih makan di rumah makan atau restoran sebanyak 32%, masak sendiri 8% dan makan bersama orang tua di rumah 24%.  (Jon/San)-s

Senin, 24 November 2008

Perencanaan Produk

Pada hari rabu menjelang pulang dari kantor datang dua orang dari Sidoarjo. Kedatangan mereka untuk bertanya tentang produksi xylanase dari jerami padi karena mereka habis membaca di internet bahwa ada mahasiswa Brawijaya yang penelitian tentang hal tersebut dan mereka ingin mengembangkannya untuk industri. Hal yan menarik untuk dicermati adalah keinginan yang besar mereka untuk berwirausaha namun sayang mereka ternyata belum tahu pasar yang dibidik, proses pembuatannya dan dari mana memperoleh mikrobianya.

Dalam perencanaan suatu produk tidak dapat dilakukan begitu saja, karena pada dasarnya suatu produk adalah barang (output) yang dihasilkan yang akan dijual untuk memperoleh keuntungan. Oleh sebab itu dalam perencanaan produk harus memperhatikan pemasaran, desain, manufaktur dan fungsi lainnya.

Dari sisi pemasaran yang harus diperhatikan adalah bagimana menerjemahkan peluang pasar dan mengidentifikasi segmen pasar. Sebelum memulai usaha kita harus terlebih dahulu melihat peluang pasar yang ada. Kita harus mengetahui tnggi rendahnya persaingan atau kompetisi yang ada. Semakin banyak kompetitor maka peluang akan semakin kecil. Produk enzim semisal xylanase memiliki segmen pasar yang terbatas, meskipun demikian dengan segmen pasar terbatas bukan berarti kesempatan makin besar tapi justru peluang pemasaran yang terbatas. Xylanase umumnya digunakan dalam industri dan bukan produk akhir sehingga konsumen kita adalah industri lain. Pemahaman terhadap konsumen ini menjadi penting karena berkait dengan kualitas produk yang akan dihasilkan yang harus memenuhi persyaratan konsumen dan bukannya kita yang memiliki persyaratan.

Pada sisi desain harus mempertimbangkan platform dan memperkirakan teknologi-teknologi baru. Pengetahuan tentang teknologi menjadi penting karena berkait dengan apa yang dapat kita lakukan. Adakah teknologi baru selain yang kita ketahui dan kemungkinan mengembangkan teknologi yang dimiliki. Dalam perencanaan produk pengetahuan tentang teknologi dan bahan baku juga harus dipertimbangkan. Perencanaan produk hanya melihat dari sebuah skripsi rasanya terlalu tergesa-gesa. Hasil skripsi harus diperhatikan dari sisi teknologi yang diterapkan dalam industri. Hasil ini yang nantinya dibawa ke manufaktur agar diketahui batasan-batasan produksi dan strategi rantai penawaran.

Keinginan untuk mengetahui teknologi lain juga perlu dilakukan agar dapat menentukan langkah yang akan diambil. Langkah selanjutnya apabila telah merasa kemantapan adalah manajemen keuangan dalam merencanakan sasaran dan sumber daya lainnya.

Jadi untuk merealisasikan suatu usaha tidak sekedar kita suka namun apakah ada yang suka dengan produk kita.

Semoga ada manfaatnya

Salam

Nur Hidayat.

Kamis, 20 November 2008

Rabu, 19 November 2008

Memperluas Pemasaran

Dalam suatu kesempatan saya memperoleh keluhan dari seorang ibu-ibu pelaku UKM tentang pemasaran yang ia lakukan.
Dalam keluhannya beliau menyatakan kok sulit ya menjalin kerjasama memasarkan produk. saya coba ke beberapa toko namun setelah melihat saya berjilbab cukup lebar, mereka umumnya mengurungkan niatnya untuk kerjasama, padahal saya lihat di tokonya juga ada produk sejenis dengan punya saya.
Mau tidak mau kita memang kadang perlu introspeksi atau menyadari bahwa tidak semua orang dapat menerima perbedaan. kebetulan kebanyak yang didatangi ibu tadi adalah non-pribumi (bukan bermaksud membeda-bedakan) tapi itulah yang terjadi. Saya hanya memberikan saran kenapa ibu tidak menjadikan saudara yang muslim sebagai bagian dari pemasaran? cobalah merek diberi bagi hasil yang lebih besar dari yang umum dia terima, hitung-hitung sambil beramal terhadap saudara muslim?
andai setiap muslim terutama yang ingin menegakkan syar'i (jilbab besar celana di atas mata kaki) jadikan saudara muslim sebagai bagian pemasaran anda dan berilah kelebihan dari yang biasa mereka terima. buatlah jaringan untuk saling menjualkan. sehingga tidak kita saja yang titip tapi kita juga mau dititipi, masuklah pada kajian-kajian, sebarkan leaflet pada kajian sebagai media promosi lakukan delivery order sehingga dapat menjangkau konsumen langsung sekaligus dapat silaturahmi dan dakwah serta mengetahui kebutuhan konsumen akan produk.
Ibu tadi hanya diam.
saya tidak tahu artinya, semoga kegagalan menjual ke pihak lain tidak menyurutkannya untuk membuka pasar dan jaringan distribusi baru apalagi meyurutkan berwirausaha.
salam
semoga ada manfaat dari tulisan singkat ini.
nur hidayat

Jumat, 14 November 2008

Manajemen Produksi Dan Operasi

Sistem produksi didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk mengubah masukan sumber daya guna menciptakan barang dan jasa yang berguna sebagai keluaran (Buffa dan Sanin ,1996). Justifikasi pada pelaksanaan kegiatan operasi yang produkif menurut Anoraga (2004) dapat dilakukan berdasarkan beberapa karakteristik berikut :

  1. Efisien, yaitu menyangkut pengertian output persatuan input, sering disebut produktifitas dan diukur dalam satuan output yang dihasilkan perjam. Efisien berarti doing the thing right.
  2. Efektifitas, yaitu menyangkut kebenaran dalam melakukan suatu proses. Seringkali disebut sebagai doing the right thing.
  3. Fleksibilitas, menyangkut mudah tidaknya proses lain yang berbeda. Juga menunjukan kecepatan memberikan respon positif dalam pembuatan produk baru atau perubahan volume output.
  4. Tingkat keandalan dalam pnyediaan output, yang berkaitan dengan waktu pengiriman kepada pelanggan.
  5. Kualitas, merupakan indikator yang menunjukan tingkat keberhasilan kinerja dari output.

Menurut Madura (2001), manajemen produksi yang efektif menerapkan proses produksi secara efisien (dengan biaya relatif murah) dan berkualitas tinggi untuk mendapatkan barang dan jasa spesifik. Manajemen produksi akan lebih efisien dengan menetukan jumlah bahan yang tepat, campuran sumber daya yang tepat, pembagian tugas yang benar dan urutan tugas yang benar.

Manajemen produksi dan operasi merupakan seluruh aktifitas untuk mengatur dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi secara efisien untuk menciptakan dan menambah nilai dan benefit dari produk (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh perusahaan (Anoraga, 2004). Penambahan nilai dapat dilakukan dengan mentransformasikan input-input menjadi output-output yang bermanfaat dalam proses produksi. Proses yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk akan mempengaruhi nilai perusahaan tersebut.

Manajemen produksi dan operasi pada umumnya berhubungan dengan tingkat produktifitas. Menurut Amirullah (2002) dalam Amirullah dan Hardjanto (2005), tugas utama dari bagian produksi dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan perusahaan secara umum adalah berusaha mencapai biaya produksi yang rendah, mutu produk yang tinggi, tanggapan yang cepat atas permintaan, dan fleksibilitas untuk membuat beragam barang yang sesuai dengan selera dan spesifikasi pelanggan. Memenuhi keinginan pelanggan, bagian produksi dan operasi harus berusaha mewujudkan barang dalam konteks berikut: diproduksi secara efisien, mencapai tingkat produktifitas tinggi dan dapat menciptakan barang yang bermutu (Sukinno,dkk,2004).

By : Achmad Hanafi

Mahasiswa TIP – FTP – UB

Selasa, 11 November 2008

WIRAUSAHAWAN?

Wirausahawan dapat dikatakan sebagai orang yang memulai/mendirikan usaha sendiri ( bisnis ) dengan ciri tertentu (menciptakan sesuatu yang baru, menciptakan sesuatu yang berbeda, mengubah nilai nilai) dan mencari perubahan, merespons perubahan dan memanfaatkannya sebagai peluang. Wirausaha termasuk seorang pemberani dalam hal mencapai kesempatan maupun menghandapi resiko, tidak mengenal putus asa. Ciri-ciri yang dimiliki wirausahawan adalah sebagai berikut:

  • Pantang menyerah
  • Kebutuhan akan prestasi
  • Kemampuan melihat peluang

  • Berani mengambil risiko
  • Berorientasi pada realisasi ide
  • Punya rasa humor yang tinggi
  • Bisa dipercaya
  • Selalu mau belajar
  • Nyaman dengan perubahan
  • Kreatif dan inovatif
  • Berkarakter kuat
    • Gampang gaul

Walaupun mempunyai ciri-ciri yang umum, namun demikian tidak ada definisi siapa yang dapat menjadi wirausaha dan siapa yang tidak. Dapat dikatakan bahwa tiap orang mempunyai kesempatan dan dapat menjadi wirausahawan. Faktor-faktor tumbuhnya Jiwa wirausaha antara lain karena factor genetic/keturunan, pendidikan, dan keterpaksaan. Faktor keterpaksaan ini antara lain karena terkena PHK, pencari nafkah keluarga sakit atau meninggal, dan untuk membantu ekonomi keluarga.

Berwirausaha dapat dilakukan oleh siapa saja. Jadi siapa takut menjadi wirausahawan?


 

Kamis, 30 Oktober 2008

ANALISIS USAHA

E.F. Sri Maryani Santoso

Dosen TIP – FTP – UB.    

Suatu usaha akan dikatakan berhasil bila usaha tersebut dapat berkembang dengan benar. Perkembangan usaha tersebut tidak terlepas dengan benarnya dalam system keuangan yang dimiliki oleh usaha tersebut. Untuk mengetahui apakah system keuangan suatu usaha berjalan dengan benar perlu dilakukan analisis keuangan? Pada umumnya usaha mikro dan kecil tidak melakukan analisis keuangan dengan benar. Suatau usaha yang telah lama dilakukan tidak mengalami peningkatan sejak dari awal berdiri. Kebanyakan usaha mikro dan kecil tidak mempunyai catatan keuangan yang terstruktur.

    Analisis usaha terhadap keuangan sangatlah perlu dilakukan dalam usaha untuk digunakan sebagai dasar untuk melakukan perencanaan pengembangan maupun pemecahan masalah yang dihadapi dalam bisnis. Analisis usaha dapat dilakukan dengan cara yang sederhana yaitu dengan melakukan pencatatan transaksi yang dilakukan baik yang bersifat pengeluaran ataupun pendapatan. Untuk kebutuhan tersebut minimal diperlukan pencatatan terhadap:

  1. Pembelian (barang inventaris, bahan produksi)
  2. Upah dan gaji tenaga kerja
  3. Biaya-biaya yang mendukung produksi (administrasi, komunikasi, transportasi, pajak dan sebagainya)
  4. Biaya-biaya pemasaran dan penjualan
  5. Transaksi penjualan
  6. Kondisi bahan dan produk di gudang (persedian di gudang bahan dan gudang produk)


 

Selanjutnya juga perlu melakukan perhitungan harga pokok produksi. Penentuan harga pokok produksi ini dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan harga jual produk. Walaupun harga jual produk juga harus memperhatikan harga produk sejenis yang ada di pasaran. Untuk menentukan harga produk perlu dilakukan penyusunan biaya produksi yang dasarnya adalah dari catatan keuangan di atas. Selanjutnya dapat ditentukan perhitungan kelayakan usaha meliputi perhitungan Titik Pulang Pokok, Periode Pengembalian Modal dan Tingkat Pengembalian (Rate of Return = RoR).

Catatan tersebut di atas digunakan untuk menyusun laporan keuangan yang perlu dilakukan secara periodic (bulanan, tiga bulanan, semesteran, tahunan). Laporan keuangan yang perlu dilakukan antara lain:

  1. Laporan laba rugi
  2. Neraca
  3. Laporan pertambahan modal

Rabu, 29 Oktober 2008

Pemberdayaan Organisasi Bisnis

Drs Nur Feriyanto MSi
Staf Pengajar Pascasarjana Ekonomi UII Yogyakarta
Harian Kedaulatan rakyat 28/10/2008
DINAMISASI
lingkungan bisnis yang begitu cepat, dapat terjadi di antaranya dari perubahan selera dan kebutuhan konsumen, peraturan pemerintah, serta perkembangan teknologi dan informasi. Hal itu seringkali juga berdampak pada tidak efektifnya kinerja organisasi bisnis dalam mencapai tujuan-tujuan bisnis yang sudah dicanangkan. Kejadian tersebut dapat dilihat dari indikator menurunnya omzet penjualan dan keuntungan usaha, yang tentunya tidak boleh diabaikan manajemen bisnis, yaitu dengan secepatnya melakukan evaluasi organisasi dan lingkungan bisnis untuk menemukan solusi, sehingga dapat melakukan implementasi strategi bisnis agar bisnisnya tidak hancur.
Evaluasi organisasi bisnis dapat dengan mengkaji kondisi struktur dan sumber daya organisasi yang meliputi sumber daya manusia dan capital goods untuk mencapai efektivitas tujuan bisnis. Kondisi struktur organisasi bisnis terkait efektivitas penggunaan prosedur dan sistem kerja organisasi. Sedang kondisi sumber daya manusia terkait erat kapabilitas, jumlah orang, ketepatan penempatan, serta efektivitas komunikasi. Kondisi capital goods di antaranya mengenai kelengkapan sarana dan prasarana, serta teknologi yang mendukung sumber daya manusia agar dapat berkinerja secara optimal pada lingkungan bisnis yang dinamis.
Sedang evaluasi lingkungan bisnis di antaranya meliputi evaluasi tingkat persaingan usaha sejenis, produk pengganti, kekuatan pemasok, pesaing baru, kekuatan pembeli, peraturan pemerintah terkait bisnis yang dijalankan, serta kondisi ekonomi makro. Kondisi lingkungan bisnis ini sangat berpengaruh pada keberhasilan kinerja organisasi bisnis. Tingkat persaingan usaha sejenis yang sangat ketat akan mengharuskan organisasi bekerja keras dalam memenangkan persaingan bisnis, dan hal ini dapat memunculkan kemungkinan terjadinya perubahan struktur, orang dan capital goods yang dimiliki perusahaan. Selain mengantisipasi kemungkinan perubahan tersebut, strategi untuk memenangkan persaingan tetap harus didukung komitmen kuat seluruh komponen organisasi.
Munculnya produk pengganti juga perlu diwaspadai dan diantisipasi oleh manajemen bisnis dengan merevitalisasi produk melalui redesain, penambahan fungsi dan peningkatan kualitas produk dengan dukungan strategi pemasaran yang kuat dan tepat. Kekuatan pemasok perlu diselarasi dengan kemampuan negosiasi yang kuat tetapi fleksibel untuk menjalin kemitraan bisnis yang saling menguntungkan dalam rangka menjaga kontinyuitas pasokan agar tidak terjadi kekurangan atau juga kelebihan persediaan yang dapat berdampak pada peningkatan biaya persediaan.
Masuknya pesaing baru harus dicermati untuk menjaga market share yang sudah dikuasai, sehingga tujuan-tujuan bisnis tetap dapat tercapai. Kekuatan pembeli yang terus berubah sesuai perubahan selera, daya beli dan kebutuhannya, harus diantisipasi secara baik oleh manajemen bisnis dengan menjalankan strategi produk, strategi harga dan non-harga sesuai product life cycle, serta daya dukung yang dimiliki. Peraturan pemerintah dan kondisi ekonomi makro dilihat dari kepentingan bisnis yang dijalankan dapat bersifat positif atau negatif. Untuk itu manajemen bisnis harus dapat menyikapinya secara cepat dan tepat agar dapat menyesuaikan strategi bisnisnya

Rabu, 22 Oktober 2008

Perencanaan Produksi

WAHYU DWI PRASETYO

Alumni TIP – FTP - UB

Perencanaan merupakan langkah utama yang penting dalam keseluruhan proses manajemen agar faktor produksi yang biasanya sangat terbatas dapat diarahkan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu perencanaan merupakan spesifikasi dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta cara-cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut (Gitosudarmo, 1999)

Selain itu Nasution (2003) juga menyatakan bahwa perencanaan produksi dilakukan dengan menentukan arah awal dari tindakan-tindakan yang harus dilakukan, berapa banyak melakukannya, dan kapan harus melakukan. Perencanaan ini berkaitan dengan masa yang akan datang, maka perencanaan disusun atas dasar perkiraan yang dibuat berdasarkan data masa lalu dengan menggunakan asumsi-asumsi.

    Menurut Hantoro (1993), perencanaan produksi mempunyai tujuan untuk memperoleh keuntungan yang setinggi-tingginya, dan dapat menguasai pasar, sehingga perusahaan dapat berkembang. Selain itu dapat mempertahankan dan mengusahakan supaya pekerjaan dan kesempatan kerja bertambah. Kemudian berusaha agar industri dapat bekerja dangan efisien yang tinggi, dan memanfaatkan fasilitas yang sebaik-baiknya pada industri tertentu.

Selain itu menurut Tarigan (2005), pendekatan produksi secara praktis bertujuan untuk mengurangi tenggat waktu dalam pelaksanaan proses produksi. Pengurangan ini dapat dilakukan dengan menyederhanakan alur proses material dan rute pengerjaan produk di lantai produksi.

    Prawirosentono (1997) menyatakan bahwa perencanaan produksi dibedakan menjadi tiga, yaitu :

  1. Berdasarkan kriteria waktu, terbagi menjadi perencanaan jangka pendek (1 tahun), jangka menengah (2-3 tahun), jangka panjang (3-5 tahun)
  2. Berdasarkan jenis produksi, yaitu perencanaan terus menerus yang informasi permintaannya berasal dari hasil ramalan dan perencanaan produksi terputus-putus dimana informasi permintaan berasal dari pesanan yang diterima.
  3. Berdasarkan skala produksinya terbagi atas perencanaan produksi skala kecil, skala menengah, dan skala besar.

    Berdasarkan periode waktunya perencanaan produksi dibagi menjadi tiga jenis yaitu perencanaan produksi jangka panjang, biasanya dalam kisaran waktu 5 tahun atau lebih kedepan. Perencanaan produksi jangka menengah (perencanaan Agregat) mempunyai horison perencanaan antara 1 sampai 12 bulan. Kemudian yang terahir perencanaan produksi jangka pendek yang mempunyai horison perencanaan kurang dari 1 bulan dan bentuk perencanaannya adalah berupa jadwal produksi (Arman, 2004)

Menurut Kusuma (2002) Pemilihan jenis perencanaan produksi yang tepat bagi suatu perusahaan tergantung faktor eksternal yaitu pangsa pasar yang diraih dan struktur ekonomi. Selain itu faktor internal juga mempengaruhi, yakni ide manajemen dalam menghadapi tantangan kedepan dan ketersediaan tenaga ahli dan pelaksanaannya.

Selasa, 21 Oktober 2008

Memulai Usaha

Nur Hidayat

Dosen Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP – UB.

Dalam salah satu blog yang saya kelola yaitu http://permimalang.wordpress.com banyak petanyaan tentang jamur tiram terutama bagaimana memulai usaha jamur, atau sudah memulai usaha dan panen namun bingung memasarkan, kemana harus memasarkan dan sebagainya yang pda sasarnya adalah kesulitan yang muncul ketika memulai suatu usaha.

Saya tidak dapat membuat artikel ada blog tersebut karena memang kapasitas blog tersebut adalah sebagai media infrmasi tentang mikrobiologi sedang masalah bisnis tidak mungkin kami cantumkan. Oleh sebab itu melalui blog ini segala hal yang berkait dengan memulai usaha akan coba kami tampilkan.

Memulai suatu usaha memang dibutuhkan keberanian. Namun, kebernian saja tidaklah cukup. Pengetahuan tentang pasar dan potensi yang ada perlu pula diketahui. Pada tulisan awal ini saya akan mencoba menuliskan pengalaman beberapa orang yang memulai ushanya. Semoga ad manfaat yang dpat diambil.

Kisah pertama saya ambil dri pengalaman Saptuari Sugihart serang laki-laki mud kelahiran Yogyakarta 8 September 1979 pemilik Kedai Digital yang menjual produk mug, pin, jam, kaos dan sebagainya dengan omzet 300 juta per bulan untuk gerai yang ada di Jogja saja. Sebelum sukses dia mengalami jatuh bangun hingga akhirnya dia mempreoleh ide "banyak orang yang saling berebut merchandise artis. Mngapa ia tak menangkap pasar? Tentunya banyak orang yang ingin tampil lewat merchandise" berdasar ide itulah ia kemudian membeli computer dan printer. Pada 3 hari pertama hanya laku 3 mug namun ia tetp optimis dengan membidik segmen anak mud. Menurutnya kunci dalam berbisnis adalah: tidak kemrungsung (Jika hari pertama sudah menggerutu tidk laku maka bisa jadi akan benar-benar tidak laku) kemudian ikhtiar dan sedekah.

Kisah kedua adalah seorang pemudi di Solo yang bingung mau usha apa yang dapat diterima di Solo dan ada peluang karena belum ada atau masih langka. Dia memperoleh inspirasi tentang keberhasilan memuat souvenir replika atau cetakan kaki bayi yang laku di Jakrta lalu hal itu ia kembangkan di Solo untuk mencetak kaki atau tangan bayi yang dpat dijadikan kado buat si anak atau siapa saja "berbekal ide yang baru (belum ada) di suatu daerah namun mnjadi hal yang biasa dilakukan orang (memberi kado) maka itu adalah ladang untuk berbisnis" usaha ini kini mendapat respon yang cukup bagus dan menjadi sorang pengusaha muda yang cukup sukses di Solo.

Cerita ketiga adalah tentang keluarga di Malang. Seorang suami yang telah bekerja di sebuah KUD mendapau penghasilannya yang pas-pasan dan istrinya hanya berdiam diri di rumah padahal ia menyadari istrinya panda memasak (sering memasak untuk kepentingan RT) lalu ia mencoba membuka usaha bakso bakar dan es pasundan (tidak umum untuk Jawa Timur) Bambu Wulung dengan memilih lokasi yang memiliki pemandangan indah karena ada disebuah lereng dan dapat memandang kota. Usaha ini kini cukup berhasil dan membuat banyak orang meniru sehingga disekitarnya mulai muncul usaha-usaha warung yang serupa. Ide yang ia kembangkan adalah: "memanfaatkan kemampuan diri dan memilihh lokasi dengan menu yang khas"

Cerita ke empat adalah seorang penjual sop di Jogja yang dikenal dengan Sop Senggol Pengkolan dia menjual sp dengan menu yang berbeda yaitu terdiri dri ayam kampung, telur dan aneka sayuran. Yang membedakan dengan lainya adalah tanpa kunyit sehingga kuahnya terasa segar dan tidak terkesan kental ataupun anyir.

Cerita ke lima adalah saaat saya berjalan-jalan sya lihat ad warung burjo (bubur kacang hijau) yang cukup ramai dibandingkan sekitarnya, saya coba lihat apa bedanya, ternyata dia menyediakan fasilitas hotspot karena ia jualan di sekitar kampus. Suatu ide yangn menarik untuk mendatangkan knsumen dengan menyediakan sarana lain (padahal untuk hotspot juga harus bayar) denganh teknik kalau hotspot saja bayar sejumlah X rupiah kalau sambil beli makanan/minuman disitu untuk fasilitas hotspot hanya bayar 50% saja dan ini cukup menarik banyak pelanggan kini selain ia jualan burjo ia juga menjual jasa internet.

Dari lima cerita itu dapat kita petik pelajaran bahwa dalm memulai suatu usaha hendaknya:

  1. jangan cepat menyerah dan putus asa jika pada awal tidak begitu laku
  2. carilah sesuatu yang baru namun menarik
  3. pilih lokasi yang memenuhi keinginan pelanggan sehingga betah atau ingin datang lagi ke tempat kita
  4. Layani konsumen dengan kebutuhannya yang kadang tidak terucapkan namun harus dapat kita tangkap sehingga kita memiliki produk dengan spesifikasi yang meemnuhi harapan namun sulit diperoleh di tempat lain.
  5. sediakan fasilitas yang membuat konsumen betah atau menjadi setia


 

semoga sedikit cerita di atas mampu membangkitkan kita untuk memulai usaha. Tidak peduli kita masih muda atau sudah mau pensiun dari PNS mungkin.

Selamat berkarya semoga sukses.

Jumat, 17 Oktober 2008

Selamat Datang

Dalam upaya menjembatani keperluan masyarakat akan kewirausahaan terutama bagi mereka yang ingin memulai usaha maka kami dari Jurusan Teknologi Industri Pertanian menyediakan ruang konsultasi melalui blog ini agar tanpa pertemuanpun kita dapat saling berbagi. media ini juga menjalin kerjasam dengan UKM untuk memebrikan pelatihan yang diinginkan oleh pihak pengguna.
semoga blog ini memerikan manfaat bagi masyarakat yangn ingin berwirausaha.
salam.